Demikian informasi itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian, Imam Haryono ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Rencana tersebut muncul setelah banyak kalangan mulai dari pengamat migas, ekonom, anggota DPR, bahkan presiden terpilih Joko Widodo yang keberatan dengan proyek tersebut.
Menyikapi keberatan berbagai pihak tersebut, pemerintah membuka peluang merelokasi rencana lokasi pelabuhan pendukung Pelabuhan Tanjung Priok ini, dari Karawang ke arah Timur. Berbagai alternatif lokasi diusulkan, namun lokasi yang dianggap paling pas adalah di Jawa Tengah.
Imam mengakui ada beberapa isu sensitif terkait pembangunan pelabuhan ini. Pertama adalah mengenai ratusan hektar lahan persawahan yang kabarnya bakal tergerus pembangunan Pelabuhan Cilamaya dan infrastruktur jalan.
"Persoalan lain adalah mengenai terancamnya anjungan milik Pertamina. Jika pelabuhan ini dibangun, terpaksa anjungan itu harus dipindahkan yang berakibat pada pasokan minyak ke pembangkit listrik milik PLN. Dampak selanjutnya terputusnya aliran listrik ke wilayah Jakarta dan sekitarnya," jelasnya.
Menurut Imam, pemerintah akan mencarikan solusi agar tak ada pihak yang dirugikan, dan tidak menimbulkan masalah baru. "Itu harus duduk bareng semua. Kita cari win-win solusinya. Semua aspek itu akan dipertimbangkan. Alternatif sedang dipikirkan," sambung Imam.
Ia menegaskan, pemerintah juga tak mau menyelesaikan kepadatan di Pelabuhan Priok dengan membuat permasalahan baru. Imam yakin masalah ini bisa dicari jalan keluarnya. Pasalnya, pembangunan pelabuhan ini melibatkan banyak pemangku kepentingan, terutama dari beberapa kementerian, seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian PU, Kemenko Perekonomian, Kementerian Perhubungan.
"Kita koordinasi dengan stakeholder masing-masing," tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung menegaskan bahwa pembangunan pelabuhan Cilamaya ditunda sampai pemerintah baru sudah terbentuk. "Karena yang saya tahu, pak Jokowi berkeinginan membangun pelabuhan di tempat yang lain, makanya diputuskan untuk ditunda," ujarnya.
CT menambahkan, penundaan pembangunan ini dilihat dari faktor keekonomian. Pasalnya, jika Pelabuhan Cilamaya dipaksakan dibangun di lokasi yang bertentangan dengan kepentingan lain, maka akan terus menjadi masalah.
Sumber : Metronews