Denny Santoso, co founder saya di Startupbisnis.com mengatakan bahwa “consumer bisa memiliki alasan yang kuat untuk berpisah dengan duitnya adalah ketika mereka mendapatkan sesuatu (belanja produk)”. Yang artinya jika dilihat dari sudut pandang pengusaha, ini cara monetizing termudah.
Hal basic yang perlu diketahui bahwa ecommerce memiliki 2 jenis model :
- Marketplace, bisa dibilang “mall online” yang menjadi sebuah open platform bagi banyak toko lainnya yang bisa membuka toko di situ, misalnya Tokopedia, Rakuten, Ebay, Bukalapak. Membangun ecommerce jenis ini membutuhkan keahlian teknikal dan dukungan dana besar karena butuh waktu lama untuk mendapatkan profit.
- Toko online, misalnya Bilna.com, BerryBenka.com, Saqina.com,Fellinshop.com, cicierobags.com, Indomakeup.com, tokoduaamoi.com, shopatbanananina.com, mimoholics.com).jenis bisnis seperti ini bisa mendapatkan revenue di hari pertama dan bisa dibuat oleh siapapun. Kita tidak perlu mengumpulkan audience banyak terlebih dulu, tidak perlu seperti Femaledaily.com yang menunggu 2-3 tahun untuk menghasilkan revenue, tidak perlu seperti Kaskus yang menunggu 4-5 tahun untuk menghasilkan revenue atau Tokopedia yang sudah berdiri lebih dari 3 tahun tetapi belum profit. Ecommerce online store is all about the numbers. Traffic X Conversion X OS (order size) = Sales.
“Adakah ecommerce yang bisa saya invest ?”
Sebelumnya saya sempat membantu incubator patungan antara Jepang dan Indonesia, salah satu key personnya adalah Takeshi Ebihara dari Batavia Incubator yang memiliki pengalaman 16 tahun di tech incubation dan sekarang menjadi salah satu mentor Founder Institute.
Adakah ecommerce bagus yang bisa dijadikan portfolio kita ?
Kenapa mencari ecommerce ?
Karena di setiap negara yang internetnya sudah develop, pasti ada 1 ecommerce dari top 5 website terbesar di negaranya. (William Tanuwijaya founder Tokopedia dan Ferry Tenka founder Bilna juga memulai dari insight ini)
Bagaimana dengan behavior orang Indonesia ? Banyak yang bilang orang Indonesia ingin melihat dulu, memegang dulu barang sebelum melakukan pembelian ?
Sama persis dengan orang Jepang di akhir dekade 90an, sebelum ecommerce booming. Banyak pengamat di Jepang bilang bahwa “Orang Jepang harus melihat dulu, memegang dulu barang sebelum membeli, ecommerce di Jepang pasti gagal” tetapi dengan berjalannya waktu dan meningkatnya trust, behavior ini sedikit demi sedikit berubah dan orang Jepang aktif membeli online, orang Jepang mulai mencoba membeli, menerima barang di pintu rumah dengan kemasan yang menarik, membuka kemasan yang dikirim dan merasa convenience dengan experiencenya belanja online dan melakukan repeat order. Prediksi saya, market Indonesia akan mengalami hal yang sama.
Tak lama kemudian Batavia Incubator mendapatkan Bukalapak sebagai portofolio yang kemudian diinvest oleh Gree Venture.
Venture capitalist lainnya mengatakan “Kami percaya gelombang startup pertama adalah ecommerce” (baca : Startup apa yang dicari oleh Cyber Agent Venture)
Bisnis model yang stabil
Josh Kopelman dari First Round Venture (VC di US) menemukan fakta sbb :
- Lebih dari separuh dari 15 website terbesar hari ini tidak ada di tahun 1999. Tidak mengejutkan karena Facebook, Youtube, Wikipedia, Myspace, Blogger, Live.com and Twitter semuanya masih baru dan menggambarkan inovasi massive yang terjadi 1 dekade terakhir.
- Tetapi, dari 15 website ecommerce dengan traffic terbesar di 2010, hanya satu yang tidak ada di tahun 1999 , yaitu NewEgg – yang dilaunch 2001. Yang berarti lebih dari 90% ecommerce terbesar berusia lebih dari 13 tahun. Hal ini menggambarkan bisnis model ini tidak banyak mengalami inovasi yang umumnya membunuh pemain lama. List ini juga identik dengan list 2010 dibandingkan dengan 2005.
Sejak kemunculan Facebook di Indonesia sekitar tahun 2008, Kaskus mengalami peningkatan jumlah user dari +/- 600,000 menjadi 2,5 juta dalam 2 tahun (0 s/d 600,000 dicapai dalam 8 tahun). Tidak ada alasan untuk tidak menggunakan social media untuk menggunakan traffic (masalah mana yang diprioritaskan antara SEO atau socmed itu hal lain). Jika Anda ecommerce baju, cari rekan-rekan blogger keren, berikan link affiliate ke mereka, jika ada yang berhasil menjual dari link referralnya, mereka mendapatkan komisi. Salah satu yang menjual service ini adalah Idblognetwork dan referralcandy (referral candy juga digunakan oleh Sribu.com untuk menjadikan existing customer mereka sebagai sales channel).
Efisiensi modal untuk melaunch dan menjalankan ecommerce
Dengan online store, kamu tidak perlu bayar biaya sewa toko.
Tidak perlu bayar SPG.
Dengan online store, banyak aspek yang bisa di outsource. Mungkin juga.. semuanya !
Tidak bisa coding online store ? Bisa outsource ke Bigcommerce yang merupakan platform online store terbaik saat ini.
Bingung mau jualan apa dan cari barang di mana ? Coba cari di Indotrading.com atau ebay.com. Ada mahasiswa Binus dan UI sedang mendevelop Plydir.com yang nantinya akan jadi database sourcing product.
Tidak bisa desain ? Bingung desain logo ? logo bisa outsource ke Sribu.com, posting job bisa kejobs.startupbisnis.com, posting project bisa di Kreavi.com.
Kemudahan melakukan outsourcing memungkinkan Anda untuk fokus pada aspek core business Anda, yaitu marketing, sourcing product, menjaga relasi dengan “pareto customer” dan “pareto channel” juga tidak repot mengurus coding, desain dll.
Sejarah panjang jual-beli
Bisnis model ecommerce memiliki sejarah terpanjang di dunia online dibandingkan bisnis model lainnya, yang berarti di bisnis model ini telah terbangun best practice yang cukup kuat.
Bagaimana dengan sejarah offline nya ? kebutuhan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan membeli dari orang lain mungkin sudah ada sejak jaman nabi Nuh ? Bagaimana dengan sejarah bisnis model lainnya seperti advertising di dunia offline ?
Kue advertising sudah dimakan pemain besar
Bisnis model lain seperti advertising (iklan) membutuhkan traffic besar dulu baru advertiser tertarik datang, itupun kalau foundernya sudah invest waktu untuk build relationship dengan calon advertiser. Kadangkala dalam bisnis model advertising, siapa yang bisa memberikan under table terbaik yang menang. Kondisi ini membuat business model ini sulit di masuki pemain baru.
Advertising dari adsense ? Kalau mentarget Indonesia revenue adsensenya kecil.
Advertising online di Indonesia dikuasai oleh media besar seperti Kompas.com, Detik.com, Kaskus.com. “Menjual sesuatu” alias ecommerce adalah salah satu alternatif yang perlu Anda pertimbangkan.
Opportunity dalam melakukan inovasi
Memang ecommerce adalah bisnis model yang cukup stabil dan tidak banyak terjadi disruption, tetapi akhir-akhir ini sejak social media muncul, banyak opportunity untuk melakukan inovasi di sektor ini, misalnya crowdsourced design (threadless.com, gantibaju.com, cafepress.com), custom design dengan pembelian satuan (tees.co.id), private sales (giltgroupe, Fazzione.com di Indonesia), flash sales (Woot.com), group buying (Disdus/Groupon), subcription (birchbox, thelolabox di Indonesia), ecommerce yang menggunakan konten edukasi sebelum melakukan penjualan (misalnya duniafitnes.com milik Dennysantoso dan startupbisnis.com )
Scalability dengan biaya relatif murah dibandingkan offline store
Scalability memiliki arti “jangkauan luas”. Dengan Ecommerce / toko online market Anda bukan hanya pengguna jalan yang sedang lewat di toko Anda, tetapi semua pengguna internet yang mencari barang yang Anda jual di seluruh Indonesia, tanpa harus membuka toko fisik di semua kota di Indonesia.